SMK Widya Praja Ungaran konsen pada lingkungan hidup dan menerapkan karakter peduli lingkungan/ sekolah berbudaya lingkungan untuk menciptakan sekolah yang nyaman, aman dan harmonis, khususnya untuk kebutuhan belajar peserta didik. Secara otodidak peserta didik perlahan menjadi generasi yang peduli dan berbudaya lingkungan, sekaligus mendukung dan mewujudkan sumberdaya di sekitar sekolah, terdidik melek terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.

SMK Widya Praja Ungaran memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi yang telah mendapatkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Kompetensi Profesi (BNSP). LSP SMK Widya Praja Ungaran memiliki enam ruang lingkup. Lingkup Sertifikasi Kompetensi LSP P1 SMK Widya Praja Ungaran antara lain KKNI Level II Komepetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga, Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, Tata Busana, Tata Boga, Multimedia dan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor. LSP P1 SMK Widya Praja Ungaran menyelenggarakan uji kompetensi sebagai upaya menstandarkan peserta didik dengan seluruh kompetensi yang dipelajari di sekolah yang nantinya kompetensi peserta didik benar-benar diakui oleh industri.

Dari hasil analisis konteks yang dilakukan SMK Widya Praja, lulusan dari sekolah ini memiliki peluang untuk dapat diserap oleh berbagai sentra industri yang ada di sekitar wilayah Kabupaten Semarang.

Kendala yang dihadapi adalah kurangnya dukungan dari orang tua peserta didik, seperti pemberian izin untuk bekerja di luar daerah. Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan sekolah diantaranya dengan dibukanya program keahlian yang sama di beberapa sekolah. Tantangan yang selanjutnya adalah tuntutan untuk dapat mengikuti standar Dunia Usaha, Dunia Industri dan Dunia Kerja (DUDIKA) yang dinamis.

Upaya yang dilakukan oleh SMK Widya Praja Ungaran untuk mempertahankan keunggulan dan meminimalisasi ancaman di atas maka sekolah mengadakan kerja sama dengan DUDIKA dalam bentuk diantaranya penyelarasan kurikulum, magang peserta didik  dan guru, guru tamu, uji sertifikasi kompetensi peserta didik  dan guru dan penyerapan alumni di dunia kerja. Sebagai salah satu wujud penerapan standardisasi DUDIKA maka sekolah menyelaraskan kurikulum dengan standar yang ada di industri. Dalam kondisi apapun kurikulum tetap digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran untuk memberikan berbagai pengalaman belajar bermakna dan berdampak pada peserta didik. Untuk menjadikannya bermakna, kurikulum operasional ini dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik, guru dan DUDIKA. Kurikulum ini juga menganut:

(1) pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk proses belajar mengajar yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran teori di kelas, pembelajaran keterampilan di ruangan praktik, berbasis Project Based Learning agar peserta didik  memperoleh pengalaman dalam menerapkan budaya kerja;

(2) Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu pengalaman belajar langsung di DUDIKA untuk membangun kebiasan kerja. Demikian juga dengan pembelajaran langsung di masyarakat sesuai dengan latar belakang, karakteristik, kompetensi konsentrasi dan kemampuan awal peserta didik.